Bapak Bilang, "De Pri Duluan, Berguguran Nih Saudara Bapak, Urus Dirimu Sendiri, Jaga Semuanya, Kalau Ntar Bapak Juga Ikut De Pri..."
Pakde Tertua Memberi Wejangan, “De Pri Kan Adik Pakde, Tapi Dah Pergi Duluan.Kamu Jg Harus Siap. Kmu Kan Laki. Kalau Bapakmu Ndak Ada, Kan Kamu Yang Jaga Ibu Sama Mbak Shinta."
Aku Dulu Janji Mengunjungi Pakde Januari 2011. "Kangen Ngobrol Karo Koe, Nang..." Katanya. Belum Tepati, Pakde Sudah Pergi Duluan. Maaf Ya Pakde.
Pakde Semasa Sehat Adalah Seorang Guru Yang Ceria, Dicintai Para Muridnya.
Pak Guru Yang Senantiasa Membuka Pintu Rumahnya Demi Melayani Anak Didiknya Yang Bertanya Atau Sekadar Berbagi Cerita Dan Kue.
Pak Guru Yang Jadi Pendengar Yang Baik. Ayom Anak Didik. Bangga Akan "Njawa"-nya.
"Dua Kali Menikah, Dua Kali Kehilangan Orang Yang Ia Sayangi, Tak Buat Pak Guru Kehilangan Semangat. Dia Bapak Perkasa.
Bapak Perkasa Yang Memanjakan Anak Tunggalnya. Katanya, "Satu Hal Yg Tidak Bapak Berikan Ke Teman2 Adalah Usapan Di Kepala Saat Mengajar.”
Bapak Perkasa Yang Pulang Malam. Dan SELALU Membawa Buah Tangan.
Bapak Perkasa Yang SELALU Bertanya, "Nduk, Hari Ini Mau Makan Apa? Nanti Bapak Belikan."
Saat Lumpuh, Semangat Pakde Layu.
Anak Satu-satunya Melupakan Semuanya, Kebutuhan Pribadi Dan Sosial-nya Ia Lupakan. Ia Curahkan Semuanya Untuk Melayani Ayahnya.
Dan Sang Anak Manja Berubah Menjadi Anak Perkasa, Layaknya Ayahnya Dulu. Melayani, Mencari Makan, Menyuapi, Hingga Urusan Bersih-Bersih Badan. Sang Anak Sudah Buta Akan Wujud Dan Aroma Kotoran.
Orang-orang Mengeluh. Kakak, Bahkan Kadang Anaknya. Tapi, Sang Anak Yang Telah Lupa Daratan Karena CintaKepada Ayahnya Tetap Bertahan.
6 Tahun Lebih Pakde Terlihat Seperti Seorang Pecundang Di Mata Orang Lain.
Namun Pada Akhirnya, Aku, Darahku, Semuanya Tahu, Pakde Adalah Pak Guru, Bapak Perkasa, Pecundang Yang Dicintai.
ST '07
0 komentar:
Posting Komentar